Pages

Cerita singkat perjalanan menuju negri bermata sipit

Tuesday 23 September 2014
Hari ini tepat sudah 17 hari saya berada disini, di negeri Formosa. Masa yang singkat terasa lama karena memang masih sering kangen sama Indonesia, sama keluarga, sama makanan disana, sahabat-sahabat, dan tempat ibadah yang mudah dijangkau, tidak seperti disini. Tapi itu semua gak mengurangi rasa syukur karena sudah dianugrahi Allah kesempatan untuk merantau kenegeri orang, lewat beasiswa, Alhamdulillah :)
 ***

Hari keberangkatan, Sabtu, tanggal 6 September 2014. Saya diantar ayah, uda, utik dan dua sahabat saya, nanda dan wiby. Ibu yang seminggu sebelumnya sempat berkunjung ke kosan karena si adek wisuda nggak ngater karena nggak bisa ambil libur banyak dan sudah kembali ke kampung halaman dua hari setelah acara. Di H-1 saya masih enggan untuk packing, males aja, barang masih menumpuk diluar koper menunggu disusun. Alhasil dini hari dihari keberangkatan akhirnya packing juga dan selesai ketika fajar datang. Bukan contoh yang baik memang, tapi ini seperti penolakan diri untuk pergi jauh. Euforianya baru kerasa justru di jam-jam menuju keberangkatan, perut mules, makan susah, dan segala perasaan gak enak tiba-tiba dateng. Nah, selama perjalanan menuju bandara perasaan kembali normal, ketawa-tawa, ngobrol akrab sambil ejek-ejekan sama keluarga. Sesampainya di bandara ketemu Susan yang juga mau berangkat ke jerman 2 minggu lagi. Dia sengaja dateng untuk nganter (terharu, makasi ayuk susan T_T ) dan beberapa temen beasiswa lainnya yang lagi nganter temen-temen yang akan berangkat hari itu juga. Dan akhirnya sampai diwaktu harus berpamitan. Nil, waktunya pergi,,,
. . .

Dengan menumpangi  pesawat China Airlines waktu tempuh kurang lebih 6 jam. Penumpang yang pada umumnya bermuka china semakin meyakinkan saya kalo saya akan pergi jauh ke negeri bermata sipit dan berkulit putih. Negara yang sebelumnya gak kebayang sama sekali dibenak saja untuk bersekolah disana. Ada harapan baru di negara lain tapi Allah berkehendak lain. Bismillah, insyaAllah ini jalan terbaik :). Karena ketibaan kami pukul 20.30 dan dari pihak kampus nggak ngasih service penjemputan malam hari, jadi kami (saya dan teman2 mahasiswa NTUT) memutuskan untuk bermalam di bandara menunggu teman saya yang sudah 6 bulan tinggal di taiwan menjemput kami dipagi harinya. Suhu saat itu cukup panas, summer disini sama saja seperti jakarta di siang hari, insyaAllah masih bisa menyesuaikan mengingat saya yang agak sulit untuk adaptasi udara, biasanya bersin-bersin atau jadi demam.

Kesan pertama saya dikota ini adalah bersih rapih dan panas. Ini kota mirip jepang, ya,,, Jepang adalah negara kedua yang sangat ingin saya kunjungi setelah Arab. Diawal pun, negara yang saya apply untuk beasiswa ini adalah Jepang, ketertarikan yang sudah ada sejak duduk dibangku SMA. Takdir untuk bersekolah disinipun tak lepas dari rencanyaNya yang penuh teka teki. Setidaknya yang saya rasa diawal adalah negara ini mengobati sedikit kerinduan untuk bersekolah di negeri sakura itu.

Here I am,,, Bismillah, Banyak do'a dan harapan dari orang-oran tersayang, semoga apa yang dicitakan kelak tercapai tepat waktunya, dengan hasil yang maksimal, pulang dengan ilmu yang siap di salurkan. Membangun bangsa dan memberikan kontribusi terbaik untuk tanah air tercinta,,, dan detik ini, rindunya semakin saja, sebab itu saya coba tuliskan untuk sekedar pegingat memory yang kadang bahkan sering lupa...


Bye-bye

Taiwan Taoyuan International Airport

No comments:

Post a Comment